BIOGRAPHY

BAB I
Miko dan Para Inspirator

Konon, pada sebuah malam Januari 1987 silam, diturunkanlah seorang bayi cengeng di sebuah kampung pesisir selatan Kabupaten Sampang, dia adalah aku, Miko.

Aku tumbuh dalam perkampungan nelayan yang herannya tak satupun anggota keluargaku jadi nelayan. Mungkin karena tumbuh disuatu kampung yang (dulu) melimpah akan hasil lautnya, Miko kecil bertubuh kurus berambut hitam lurus tumbuh dengan otak yang cerdas, dan memenangkan banyak perlombaan di tingkat kampung, kecamatan, bahkan kabupaten.


Pada suatu ketika, ketika kelas 1 SD, aku dapat PR KTK (Kerajinan Tangan & Kesenian) untuk mengerjakan tugas gambar. Sebenarnya (ngaku nih), aku enggak bisa menggambar, terutama menggambar orang. Nah, di suatu sore muncullah Guteh (Madura : Paman) ku yang nomor 1, aku memanggilnya Teh Pisol (Faisal), dia mau gambarin PR gambarku (asyeeek). Dia bikin gambar Tarzan sedang berayun. Aku lihat dia menggoreskan pensil di atas kertas dengan luweees sekali, kereeen banget kayaknya, kok bisa ya, padahal bentuk tangan kita sama (beda size aja), strukurnya juga sama (terdiri dari 4 jari satu jempol), ganteng (bersaing), apa ya. Alhasil jadi nge-fans dan kepengen banget bisa menggambar kartun.


Abaku, seorang PNS, terkenal dengan pelitnya (dulu, sekarang aku ngerti, ternyata dia lebih suka menabung untuk kepentingan masa depan). Beliau suka belikan Miko kecil majalah Bobo (tau enggak? Kalo gak tau majalah ini, kebangetan deh), kadang dibeliin tabloid anak Fantasi, atau majalah Mentari putra harapan, dan gak mau belikan komik (katanya bikin anak2 males). Nah, dari sini juga, aku tertempa untuk menyukai membaca dan menggambar.

Menginjak kelas 4 SD, aku mulai kenal tabloid Hoppla, yang aku pesan khusus lewat almarhumah bibiku tiap minggu. Buset dah, gara2 majalah ini, yang punya banyak rubrik komik, bikin aku tambah semangat untuk menggambar. Semua kartunnya, aku gambar ulang, dalam 1 buku tipis. Ada banyak komik yang aku gambar ulang, dan ketika dibawa ke sekolah, temen2 pengen beli, waaaw. Seketika rasanya aku menjadi terkenal karena gambar-gambarku.


Lanjut di kelas 5 SD aku mulai suka bikin komik sendiri, ceritanya hanya satu, tentang petualangan Kera Sakti (waktu itu lagi booming loh). Dan komikku laku semua tak bersisa. Oh ya, peredaran komik di kampungku pada masa itu sangatlah langka, bahkan bisa dibilang itu sesuatu yang WAH.


Sampai pada suatu ketika, pada kelas 6 SD, muncul sebuah rental komik, dimana yang menjadi andalan adalah komik DRAGON BALL. Busyeeeeet, ini nih, inspiratorku, karya emas dari seorang komikus Jepang, Akira Toriyama. Karena komik baru mahal, tabunganku gak cukup untuk beli baru, jadi aku cari yang bekas, dan kebetulan waktu itu ada yang mau jualan bekas, sujud syukuuuuur banget, dapet komik dragon ball volume 11 (inilah komik DB pembelian pertamaku) senengnya minta ampun, tu komik sampek tidur tak keloni.
Alhasil, karena dianggap jagoan gambar, di sekolah aku jadi tukang gambar di papan ketika ada gambar yang harus dijelaskan di depan kelas, terasa keren banget saat ditunjuk guru buat gambar di depan loh, meskipun hanya dapet ucapan terima kasih dan tangan putih semua karena kapur.


BAB II
Miko dan Piala Piramid


Menginjak SMP, aku pindah ke Sampang kota, tinggal bersama Aba, demi bisa masuk sekolah SMA unggulan di Pamekasan. Nah, disini prestasi akademikku naik-turun. Kerasa banget pengaruh dari masa pubertas, masa transisi perubahan fisik dan mental anak mempengaruhiku. Dan dimasa ini pula, karena jauh dari Ibuku, dan merasa kurang punya banyak teman (jelas aja dulu temen2ku di kampung), akhirnya aku memutuskan untuk lebih menghabiskan waktuku untuk menggambar, mulai dari pulang sekolah (jam 1 siang) sampai jam 12 malam (sekarang aku baru sadar, segitu tekunnya ya aku dulu), istirahatnya itu ketika solat, makan, les, dan mandi.
Berhubung sudah pindah ke kota, ada sisi positif yang bisa diambil, peredaran komik disini BUANYAAAAAK (serasa di surga, gimana kalo dibawa ke gramed ya, aku bisa mabuk mungkin). Disinilah kemampuanku meningkat saaaaangat pesat, gimana enggak, semua gambar di komik dragon ball tak gambar ulang semua (khusus halaman belakang yang diisi banyak gambar independen, bukan dibagian ceritanya).

Beranjak SMA, aku berhasil masuk SMA unggulan loh, semuanya gratis, enak kan (kok bisa ya, padahal gak pinter2 amat). Disini aku ketemu guru seni yang apresiatif banget sama karyaku, alhasil aku jadi anak emasnya. Karena tinggal di asrama dan semakin jauh dari orangtua, aku lebih banyak punya waktu kosong, disinilah aku memulai komik yag bener2 aku seriusi, judulnya "Journey To The West" (lah kan sama aja isinya tentang Sun Gokong). Beda, disini aku mulai menggambar seperti komik komersil pada umumnya, aku kerjakan pada sebuah buku setebal 4 cm, pengerjaannya dimulai dari SMA kelas 2 awal sampai kenaikan kelas 3, fiuh, puas banget rasanya.
Di masa SMA, aku yang gak pinter2 banget, merasa terpojokkan karena pada intinya, semua siswa unggulan itu (diharapkan) bisa berprestasi akademik, memberikan timbal balik kepada sekolah berupa kemenangan akademik. Sayang, mungkin SMA 3 salah memasukkan aku yang gak pinter ini. Tapi suatu keajaiban terjadi, aku menang olimpiade kelautan skala nasional booook. Mimpi apa aku ya. Aku menang kategori poster. Dapet piala piramid (buagus banget lo pialanya, mau tak simpen tapi tak taruh di lemari piala di sekolah aja deh, sebagai bentuk pengabdian kepada sekolah SMA 3 Pamekasan) dan duit 1 juta rupiah. Selain itu aku juga memenangkan beberapa lomba gambar di tingkat kabupaten, gak dapet duit sih, jadi banyak yang udah lupa :p

BAB III
Miko dan Arsitektur

Kalo enggak lulus SPMB, bisa hancur hidupku~
Kurang lebih begitulah yang ada dalam benakku selepas lulus dari SMA 3 Pamekasan. Bingung, gugup, pusing mikirin jurusan apa yang harus aku pilih ketika kuliah nanti. Belum juga keterima, aku sudah pusing ngadepin latihan soal2 SPMB. Tiap hari makannya soal soal dan soal.

Milih seni rupa, jadi guru. Milih jadi arsitek, aku gak suka gambar bangunan. Milih jadi animator, gak ada universitas terkemuka yang menyediakan jurusan ini (dulu lo ya). Terpaksa harus mencari jurusan yang nyrempet hobi dan kampusnya terkemuka. Dipilihlah pilihan 1 Arsitektur ITS, 2 Arsitektur Brawijaya, 3 Seni Rupa UM Malang.

Hari2 perjuangan pun dimulai, aku yang tergabung dalam bimbingan les Pak Anshori (dosen elektro ITS asal Sampang), menginap di asrama haji dan mengikuti ujian SPMB yang berlokasi di kampus Unair. Menjelang dan pasca ujian, solat malam dan ibadah lainnya setia mengikuti sampai hari pengumuman (kalo ada maunya baru deket2 Tuhan ya, maklum aku hanya laki2 akhir jaman yang imannya naik turun), dan akhirnyaaaaaaaaaaa~ aku diterima di Arsitektur Brawijaya.

(tubi kontinyu dulu ya, masa kuliah Miko hingga sekarang ini akan diceritakan lebih lanjut, steicun di TSJG ya ...)

14 comments:

  1. hahahahahaha
    menarik sekali profilnya. semoga Miko dapat IP 4,1 juga ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nanggung bli, pengennya sih dapet IP 10 (bikin kampus sendiri kali ya, hhe)

      Delete
  2. aduh baca nya jadi terharu. hehe. yang aku suka itu tuh pas komiknya di jual ke temen SD hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehehe, makasi mas
      waktu itu, rasa bangganya lebih bernilai daripada harga komiknya mas

      Delete
  3. Waaahh... Pas SD ceritanya seperti yg Gue alami... :D Ngejual gambar ke temens haha Lumayan bwt jajan wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, lumayan buat beli tamiya (jaman dulu) sekarang nabung buat beli mobil beneran

      Delete
  4. kapan nih lanjutannya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhi, ditunggu saja kelanjutannya bang :)

      Delete
  5. ficuz rave religiosa5/2/14 21:05

    top bro' sukses sm hobi ny...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tengkyu mas ficuz
      Oya kapan hari sms ya, sekarang sudah instal bb lo, hhe

      Delete
  6. Su........ Baru baca blogmu,mengasikkn...... Long time no see....... Jd inget sering minta tolong gambarin org dtugas SPA he he he, sukses buat karir nya yo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo pit, long time juga ya, semoga selalu sehat sama si kecil :) makasi doanya

      Delete
  7. Anonymous10/7/17 12:35

    mas Miko SMP 1 Sampang Angkatan Tahun brp? Aku Juga SMP 1 Sampang Masuk 2001-2002 lulus 2004....

    ReplyDelete