Bahagia Itu Sederhana

Lontong balap Surabaya yang termasyhur dengan rasanya yang ciamik.

Waduh gambar di atas bener2 memperlihatkan betapa nikmatnya makanan yang satu ini. Ya, ini adalah lontong balap, makanan khas dari Surabaya, yang terkenal ke seantero jagad karena keunikan rasanya.

Waktu itu, pagi agak kesiang-siangan, aku dan umi berbelanja ke pasar manyar. Kita berjalan kaki karena itu baik buat umi yang sudah hamil hampir 9 bulan. Sepulang dari pasar, cuaca sudah mulai terik, mampir ke warung pecel sudah tutup, beruntung di perempatan perumahan manyar ada sejejeran rombong makanan. Mampir dah ke rombong lontong balap. Pernah aku beli di depan RSJ Menur, buweh rasanya gak sip blas, mahal dan anehnya rame, hhe. Dengan niat coba2 akhirnya pesen deh sepiring lontong balap dan es degan.

Masih dalam rasa penasaran dengan apa yang dikatakan Cak Suro dan Cak Boyo dalam kartun Grammar Suroboyo (tau gak kartun ini? meskipun kartunnya jelek, tapi kontennya jancuki banget, hha penuh dengan kata pisuhan). Dengan diawali ucapan basmalah sembari mengaduk petis agar larut dengan kuahnya, kucoba sesendok, dan rasanya "ciamik soro brooooooooo". Uwenak, jan manteb, ini yang ku cari selama ini di Surabaya.

Film kartun Grammar Suroboyo.

Ini lontong balap yang aku cari selama ini di Surabaya. Meskipun sepiring, apalagi makannya sambil suap2an dengan umi, makanan tradisional pun bisa menjadi makanan yang istimewa. Hhhhhhh (nafas lega), bahagia itu memang sederhana, sesederhana senyum manisnya ketika makan berdua :)