Keracunan Gundam

Suatu hari dijaman2 kuliah dulu, aku pernah lihat temenku yang demeeen banget sama maenan plastik yang namanya Gundam, atau istilahnya kerennya 'gunpla' (gundam plastik). Awalnya aku heran, kenapa kok dia seneng banget, koleksinya pun tidak bisa dibilang wajar, puluhan gundam dia koleksi. Ya, terlihat kekanak-kanakan.

Untuk mengobati rasa penasaran, aku coba lihat2 di sebuah mall di Malang, kota tempatku mengenyam bangku kuliah. Terus aku tanya sama penjualnya, harga gundam yang berukuran besar berapa? Ratusan ribu (langsung shock). Ngapain beli mainan plastik yang harganya ratusan, beli baju dan makanan kan lebih enak. Tapi, sesosok gundam berukuran kecil (grade SD) berhasil menggelitik pandanganku, ya Gundam Exia 2 SD, akhirnya kutebus maharnya sebesar Rp 85.000.

Di atas inilah yang namanya Exia 2, konon ini adalah bentuk kedua dari Exia original, lucu, modern, dan bentuknya yang beda dari yang lain, yang membuat aku jatuh hati pada gundam tipe ini. Tapi rasa suka itu cuma sebatas pada yang ini, yang lain NO, karena bentuknya gak menarik dan (menurutku) jadul. Setelah itu, selesai sudah rasa penasaranku pada barang plastik ini.

Beberapa tahun setelahnya, adikku si Iwan yang berkuliah di UM Malang, berkonsultasi padaku, gimana caranya ngabisin duit yg dia dapat dari orderan2 gambarnya (ngabisin duit kok bingung, sini kasikan aku aja :p ). HP udah dia beli, akhirnya saranku jatuh pada benda pajangan yang pernah bikin aku penasaran, ya Gundam. Langsung deh dia belikan duitnya, dan yang dia pilih adalah Gundam Shenlong MG 1/100.

Gundam di atas adalah grade MG, tingkat detailnya sudah tinggi dengan part yang sangat banyak. Urutannya adalah grade SD (Super Deformed) --> HG (High Grade) --> RG (Real Grade) --> MG (Master Grade) --> PG (Perfect Grade). Semakin tinggi gradenya, semakin tinggi tingkat kerumitan, semakin banyak part-nya, dan semakin banyak gocek yang harus keluar T..T

Eh gak taunya setelah lihat2 gundam adikku, rasa penasaranku dengan mainan plastik ini bangkit kembali. Dan akhirnya terbelilah Gundam Wing 0 HG 1/100 seharga Rp 260.000. Gundam yang ini aku pilih karena dulu pernah ditayangin di tv, meskipun ceritanya aku gak ngerti tapi jujur robot2nya nampak keren (dijamannya, mungkin, hha).

Setelah itu, lanjut lagi penasarannya dengan bentuk pertama Gundam Exia, beli lagi, Exia HG 1/100 seharga Rp 350.000. Yang ini lebih mahal karena terasa banget detail dan jumlah part-nya yang lebih banyak.

Desain gundam Exia emang oke banget dah, bagus banget bentuknya. Tapi apakah anime-nya sebagus desain robotnya? Akhirnya untuk mengobati rasa penasaran yang ini, aku tonton dah anime-nya. Opening-nya bagus, make lagu "Daybreak Bell"-nya L'Arc~en~Ciel. 1 Episode terlewati, lanjut episode 2,3, 4, dan berhenti. Ini cerita tentang apa sih, ada 4 sosok gundam beserta pilotnya yang nampak cool banget dan gak jelas tujuannya ngapain. Mungkin itu diantara bingung dan isi cerita yang gak ringan yang bikin aku gak enjoy dengan anime ini, bagian yang menarik adalah aksi2 dari para robot gundamnya, sisanya adalah annoying dan bikin ngantuk. Akhirnya aku stop dulu.

Punya gundam keren, hobi fotografi dadakanku kambuh lagi, postang-posting di FB sambil mamerin gundam kerenku, akhirnya aku disuruh temen buat nonton versi origin dari serial gundam. Film gundam pertama kali diputar di Jepang pada tahun 1978 silam, waw aku belum lahir ya. Setelah nonton episode 1, yang ada dalam pikiranku adalah, waw film-nya seru menegangkan, semua karakternya terasa alami dengan kesan film yang kelam bertema peperangan, menjadikan film ini (menurutku) tidak cocok untuk anak kecil. Yang membedakan dengan film seri yang baru2 adalah tokoh utama seri baru selalu nampak cool, berbeda dengan tokoh utama origin, si Amuro yang alami banget karakternya. Walhasil, jatuh cintalah pula diriku pada robot gundam dari seri origin ini. Dan akhirnya terbeli juga, Gundam RX-78-2 MG 1/100 :D

Yap inilah RX-78-2 ver 3.0 MG 1/100

Core Fighter, nama pesawat yang bisa jadi kokpit dari gundam

Masih dalam progres, baru kepalanya doang :p

Terobati sudah rasa penasaranku selama ini dengan membeli gunpla Master Grade yang ahoy banget, hha. Jadi terpikir ulang, gimana senengnya temen kuliahku merakit mainan plastik ini. Kekanak-kanakan? Tentu perlu kalian pikir ulang, karena ini bisa dikatakan sebagai hobi, dan sebuah hobi gak bisa dipatokkan untuk golongan tertentu. Kalau sepakbola adalah olahraga favorit anak2, apakah kita akan sebut para pemain profesional sepakbola adalah orang2 yang kekanak-kanakan?

"Sebelum men-judge orang lain buruk, rasakanlah dulu apa yang mereka rasakan, lewatilah proses yang mereka lewati, barulah berkomentar"

PS : semoga Gundam ini jadi gundam terakhir yang aku beli, selain harganya yang bisa dibilang tidak murah (bagiku) untuk sebuah mainan plastik + dilirik istri, sensasi merakit gunpla tiada duanya, salut buat kreatornya ;)